Langsung ke konten utama

Justin Bieber Never Say Never—Biografi dan informasi


REMAJA INDONESIA SERBU BIOGRAFI JUSTIN BIEBER DI GRAMEDIA

Kurang dari 10 hari, biografi Justin Bieber Never Say Never yang diterjemahkan Ufuk Publishing House habis terjual. Jumlah buku terjual tersebut dilihat dari statistik penjualan buku di modern store dalam waktu 10 hari terakhir.

Salah satu modern store yang mengalami lonjakan penjualan biografi Justin Bieber adalah toko buku Gramedia Matraman. Dalam waktu +/- 3 hari penjualan, omset penjualannya melebihi angka penjualan buku best seller dari produsen lain. Hal tersebut yang mendorong manajemen toko buku Gramedia Matraman memberikan perhatian lebih terhadap kehadiran tersebut di toko buku Gramedia Matraman.

Toko Buku Gramedia Grand Indonesia yang sedang memberikan discount khusus 30% ke pengunjungnya dalam rangka 2nd anniversary juga mengalami hal yang sama. “Malah antusiasmenya lebih tinggi pengunjung sini karena tawaran potongan harga selama discount khusus berlangsung yang tidak didapatkan toko lainnya” ulas Marissa, Sales Promotion di Gramedia Grand Indonesia

Kehadiran buku tersebut memberikan angin segar khususnya bagi penggemar dan pecinta Justin Beiber di Indonesia. Dengan harga yang sangat terjangkau, Rp.69.900,- biografi tersebut tentu menjadi obat penawar rindu yang tak terkira di tengah produk-produk Justin Bieber lainnya yang berharga cukup tinggi.

Apa keistimewaan biografi tersebut ?

Biografi tersebut memberikan informasi yang tidak disediakan dalam berita yang selama ini berkembang di media massa yang cenderung menghadirkan informasi Justin Beiber dari sisi glamouritas panggung hiburan. Nyatanya, Justin Bieber adalah remaja tanggung sederhana yang hidup di kota kecil dengan bakat dan kepiawaian bermain musik dan bernyanyi alamiah tanpa sentuhan studio industri rekaman.

Adalah sang ibu kandung Justin Bieber yang pertama kali meng-up load rekaman-rekaman solo Justin Beiber yang memainkan keahlian alamiahnya, bernyanyi dan bermain musik yang kemudian menyebar luas ke seluruh dunia tanpa terbendung.

Buku tersebut juga dilengkapi perpaduan narasi dan foto full colour Justin Bieber dalam berbagai panggung baik solo maupun berduet dengan pemusik dunia lainnya.

Berwajah segar, penuh gaya, dan imutnya minta ampun, Ia adalah sensasi tarik suara “buatan rumah” yang mengguncang dunia musik. Terlahir pada 1 Maret 1994, Justin mengecap ketenaran pertamanya pada usia tiga belas tahun, ketika ibunya mulai menerbitkan video-video YouTube berisi versi-versi sampul putranya yang sedang menyanyikan lagu-lagu orang lain. Ketika hal itu menyebar dan jumlah kunjungan YouTube-nya meroket ke langit, tidak butuh waktu lama baginya untuk meraup jutaan penggemar—dari segala umur—di seluruh dunia. Pada 2008, dia menandatangani kontrak dengan Island Records dan melangkah ke dalam ketenaran.

Dalam buku ini, Chas Newkey-Burden mendekatkan idola muda dengan banyak bakat ini kepada kita. Dia memberikan para penggemar Justin sebuah pandangan ke dalam dunia sehari-hari Justin dan kesempatan untuk melihat apa yang membuat Justin jengkel. Wajahnya yang menawan, suaranya yang luar biasa, dan kepribadiannya yang manis membuat para “Biebette” tergila-gila, dan kisahnya yang memberikan inspirasi adalah sesuatu yang wajib dimiliki bagi pasukan penggemarnya di seluruh dunia.

Justin Bieber
Never Say Never
ISBN: 978-602-8801-56-0
Ukuran: 15 X 23 cm, SC
Halaman: 376 halaman
Terbit: Desember 2010
Harga Buku: Rp. 69.900,-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengupas Wahdatul Wujud Syaikh Abdus Shamad Al-Palimban

Subjudul : Kajian kritis terhadap naskah Zâd al-Muttaqin fi Tauhid Rabb al-‘Alamin Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita, Rasulullah saw., keluarga dan para sahabatnya. Zâd al-Muttaqîn fi Tauhîd Rabb al-`Âlamîn adalah salah satu karya terpenting Syaikh Abdus Shamad al-Palimbani. Dikatakan demikian,karena dari segi kandungannya, karya yang masih berbentuk naskah manuskrip ini, merupakan satu-satunya karya al-Palimbani yang secara utuh memaparkan ajarannya tentang Wihdat al-Wujûd, sehingga kehadiran karya ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif dan menyeluruh tentang kerangka besar pemikiran sufistik al-Palimbani, terutama jika dikaitkan dengan pemikirannya dalam karya-karya sebelum dan sesudahnya. Sayangnya, karya ini belum dikenal, bahkan belum diketahui keberadaannya secara luas oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena memang naskah ini tidak tercantum dalam katalog-katalog naskah A

Yang Mengenal Dirinya-Yang Mengenal Tuhannya

Sebagai agama samawi yang terakhir dan paling komprehensif, Islam menekankan bahwa Tuhan sama sekali bersifat transenden dari ciptaan-Nya. Berkenaan dengan pernyataan ini, kaum sufi sepakat sepenuhnya. Mereka berkata, ?Dengan rupa apa pun engkau membayangkan Tuhan, Dia tetap berbeda dari bayanganmu.? Namun, pada saat yang sama, mereka meyakini bahwa Tuhan juga bersifat imanen, selalu ada di dalam semua ciptaan-Nya. Bahkan, mustahil bagi manusia untuk mengetahui Tuhan kecuali melalui ciptaan-Nya. Menurut kaum sufi, ciptaan yang paling dekat dan paling mudah untuk mengantar kepada pengenalan Tuhan adalah diri manusia sendiri. Karena itulah Rasulullah saw. bersabda, ?Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.? Jalâluddîn Rûmî, yang terkenal dengan puisi-puisi sufistiknya, kali ini menyusun aforisme-aforisme yang luar biasa indah dan dalam. Buku ini adalah salah satu magnum opus-nya. Jika Matsnawî dianggap sebagai karya puisi terbaik, maka buku ini, yang edisi bahasa Arabnya

Tauhid dan Sains Prof Osman Bakar

Dr Osman Bakar, ilmuwan Muslim Malaysia , melalui karyanya Tauhid dan Sains ingin menggambarkan relasi sains dan agama dengan mempromosikan relasi sains dan tauhid yang kemudian mengabsahkan istilah sains Islam. Dia berfokus pada kajian Islam non-orientalis yang berperspektif fundamentalis. Penemuan paling penting tentang sains Islam sebagaimana diuraikan dalam karya Profesor Hussein Nasr , menjadi rujukan utama. Melalui karya Nasr, Osman Bakar menyimpulkan, tidak ada satu metode pun dalam sains yang mengesampingkan metode lain. Terbukti, deretan ilmuwan profesional Barat sekelas R Oppenheimer, E Schrodinger, dan Fritjof Capra berpaling pada doktrin Timur dengan harapan menemukan solusi masalah di ujung perbatasan fisika modern (hal 85-86). Meskipun demikian, tidak berarti perbedaan fundamental antara konsepsi Islam dan konsepsi modern tentang metodologi sains lenyap. Ini terutama disebabkan metode ilmiah dalam sains modern (Barat) memiliki perbedaan epistemologi mendasar dari metode