Langsung ke konten utama

Mazhab Al-Asy'ari—Benarkah Ahlussunnah Wal-Jama'ah?


"Kalau memang Nahdlatul Ulama mengklaim Mengikuti madzhab Ahlussunnah Wal-Jama'ah, mengapa mengikuti madzhab al-Asy'ari, kok tidak mengikuti madzhab ulama salaf yang saleh saja yang memang benar-benar Ahlussunnah Wal-Jama'ah?"
"Apakah dalil-dalil yang menunjukkan bahwa madzhab al-Asy'ari itu Ahlussunnah Wal-Jama'ah atau al- firqah al-najiyah?”

"Mengapa Ahlussunnah Wal-Jama 'ah hanya mewajibkan mengetahui sifat dua puluh yang wajib bagi Allah? Bukankah dalam al-Asma'al-Husna sendiri, nama-nama dan sifat-sifat Allah berjumlah sembilan puluh sembilan ?"

Tiga pertanyaan menggelitik itu datang pada penulis di forum Seminar. Pertama, dari
peserta yang tampaknya beraliran Salafi. Kedua, walaupun lebih baik dari pertanyaan
sebelumnya, namun juga menunjukkan bahwa pada saat ini, hal-hal yang sebenarnya
dianggap sebagai ideologi dan keyakinan di kalangan masyarakat, ternyata seringkali
digugat kebenarannya. Ketiga, tampak semacam gugatan yang bernada filosofis.
Kalau pertanyaan-pertanyaan itu tidak segera dijawab akan memunculkan pertanyaan berantai. Sebab, kesimpulan yang bisa ditangkap dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bahwa madzhab al-Asy'ari bukan Ahlussunnah Wal-Jama'ah. Mazhab al-Asy'ari tidak mengikuti ajaran ulama salaf yang saleh, dan pada gilirannya Nahdlatul Ulama bukan Ahlussunnah Wal-Jama'ah? Benarkah...?

Nah, dari berbagai pertanyaan itulah buku ini disusun oleh seorang aktivis Bahtsul Masa'il di lingkungan NU. Di sini sarat akan kajian sejarah, metodologi, sistematika, profil tokoh -ahli tafsir, hadits, fiqih, teologi dan tashawwuf-, ulasan kitab, kesaksian dan pengakuan para ulama, serta dalil-dalil mazhab al-Asy'ari.

Penerbit: Khalista
Penulis: Muhammad Idrus Ramli
Tebal: 311 halaman
Harga: Rp. 47.000,-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Agen dan Toko Buku terbitan Pustaka Alvabet

Agen dan Toko Buku       Buku terbitan Pustaka Alvabet dapat diperoleh di: Jakarta & Sekitarnya: QB World books Thamrin, QB World Book Plaza Senayan, QB World Books Pondok Indah, QB World Books Kemang, QBWorld Books Plaza Semanggi, Kinokuniya Plaza senayan.  TB. Gramedia Gajah MadaTB. Gramedia Pintu AirTB. Gramedia MelawaiTB. Gramedia MatramanTB. Gramedia Mal Kelapa GadingTB. Gramedia Mal Pondok IndahTB. Gramedia Mal CitralandTB. Gramedia Gatot SubrotoTB. Gramedia MalPuri IndahTB. Gramedia Mal PluitTB. Gramedia Cempaka PutihTB. Gramedia Mal Taman AnggrekTB. Gramedia CinereTB.Gramedia Daan MogotTB. Gramedia BintaroTB. Gramedia Mal Karawaci MalTB. Gramedia CikokolTB. Gramedia Mal MetropolitanTB Gramedia Mega Mal. Book Universe, BUKAFE, Galeri Buku (T.I.M/ Taman Ismail Marzuki), Galeri Buku Lilin, Inibuku.Com, Jakarta Book Center- Kalibata Mall, Kedai Walhi, PIRAC Jl. Mampang Prapatan Kalam Utan Kayu, PT. BearNest Pluit Raya Wisma AOR, PT. Central Kumala Sakti , ...

Membangun Peradaban

Dengan menyimak kupasan panjang lebar ini kita juga dapat mengetahui mengapa umat Islam, khususnya sepeninggal Rasulullah saw., terkotak-kotak, berselisih, bahkan masih terus saling bertengkar dan bermusuhan. Untuk dapat memahami sedalam-dalamnya sejarah kehidupan Rasulullah saw., sang penulis lebih dahulu menguraikan situasi dan kondisi masyarakat Arab pada zaman sebelum kedatangan Islam, yaitu zaman yang dikenal dengan sebutan "masa jahiliyah: atau "zaman kebodohan". Harga buku Rp. 119.000,-

Tauhid dan Sains Prof Osman Bakar

Dr Osman Bakar, ilmuwan Muslim Malaysia , melalui karyanya Tauhid dan Sains ingin menggambarkan relasi sains dan agama dengan mempromosikan relasi sains dan tauhid yang kemudian mengabsahkan istilah sains Islam. Dia berfokus pada kajian Islam non-orientalis yang berperspektif fundamentalis. Penemuan paling penting tentang sains Islam sebagaimana diuraikan dalam karya Profesor Hussein Nasr , menjadi rujukan utama. Melalui karya Nasr, Osman Bakar menyimpulkan, tidak ada satu metode pun dalam sains yang mengesampingkan metode lain. Terbukti, deretan ilmuwan profesional Barat sekelas R Oppenheimer, E Schrodinger, dan Fritjof Capra berpaling pada doktrin Timur dengan harapan menemukan solusi masalah di ujung perbatasan fisika modern (hal 85-86). Meskipun demikian, tidak berarti perbedaan fundamental antara konsepsi Islam dan konsepsi modern tentang metodologi sains lenyap. Ini terutama disebabkan metode ilmiah dalam sains modern (Barat) memiliki perbedaan epistemologi mendasar dari metode ...