Ramadhan sesungguhnya tidaklah berjarak dengan waktu. Tugas kita adalah mengundang kualitas-kualitas yang terdapat di bulan mulia tersebut lebih mendekat dari biasanya. Rindukanlah Ramadhan dan peliharalah semangat tersebut agar bisa sama dengan apa yang kita visualisakan dalam pikiran, sikap dan tindakan kita. Sadarilah bahwa setiap Ramadhan datang, selalu adan nuansa kebeningan dan kedamaian yang berbeda, baik itu di masa lalu maupun di masa depan.
Di dalam buku ini juga termuat kisah tentang umat Nabi Nuh a.s. "...Suata kali atas perintah Tuhan, Nabi Nuh a.s. membangun sebuah perahu. Tetapi, kaum kafir menghinanya dan mulai mengotori perahu Nabi Nuh a.s. dengan kotoran manusia. Sampai-sampai perahu Nuh penuh kotoran hasil perbuatan kaum kafir. Tuhan mengazab mereka dengan penyakit gatal-gatal di sekujur tubuh. Suatu kali, ada seorang kafir yang sedang buang hajat. Ia terpeleset, dan tubuhnya penuh kotoran manusia. Aneh binti ajaib, penyakit kudisnya sembuh. Mulailah orang kafir tadi berkisah kepada teman-temannya. Akhirnya seluruh orang-orang kafir berguling-guling di perahu Nabi Nuh a.s. Kemudian perahu tersebut menjadi bersih dan mengkilat."
Perjalanan kapal Nuh mengingatkan bahwa kita sedang menuju ke arah akhirat.
Berpuasalah sebelum Ramadhan tiba, "berhari rayalah" sebelum lebaran datang supaya panggilan-panggilan kebaikan dapat menghebatkan dan menjadikan diri kita menjadi pribadi yang rindu dan tulus, setulus dan serindu-rindunya menanti Ramadhan hadir tepat di lorong mata hati kita.[]
Di dalam buku ini juga termuat kisah tentang umat Nabi Nuh a.s. "...Suata kali atas perintah Tuhan, Nabi Nuh a.s. membangun sebuah perahu. Tetapi, kaum kafir menghinanya dan mulai mengotori perahu Nabi Nuh a.s. dengan kotoran manusia. Sampai-sampai perahu Nuh penuh kotoran hasil perbuatan kaum kafir. Tuhan mengazab mereka dengan penyakit gatal-gatal di sekujur tubuh. Suatu kali, ada seorang kafir yang sedang buang hajat. Ia terpeleset, dan tubuhnya penuh kotoran manusia. Aneh binti ajaib, penyakit kudisnya sembuh. Mulailah orang kafir tadi berkisah kepada teman-temannya. Akhirnya seluruh orang-orang kafir berguling-guling di perahu Nabi Nuh a.s. Kemudian perahu tersebut menjadi bersih dan mengkilat."
Perjalanan kapal Nuh mengingatkan bahwa kita sedang menuju ke arah akhirat.
Berpuasalah sebelum Ramadhan tiba, "berhari rayalah" sebelum lebaran datang supaya panggilan-panggilan kebaikan dapat menghebatkan dan menjadikan diri kita menjadi pribadi yang rindu dan tulus, setulus dan serindu-rindunya menanti Ramadhan hadir tepat di lorong mata hati kita.[]
ISBN | : 978-979-1096-90-4 | |
Judul | : Ramadhan yang Kurindukan | |
Pengarang | : Syaikh Muzaffer Ozak Al-Jerrahi | |
Penerbit | : Pustaka Hidayah | |
Tahun Terbit | : 2009 | |
Bahasa | : Indonesia | |
Sampul | : Softcover | |
Ukuran | : 13 x 17 cm | |
Berat | : | |
Jumlah Halaman | : 200 Harga Buku Rp. 39.000,- |
Komentar