Langsung ke konten utama

BKS-PPS-AVROS: Nelangsa di Gedung Tua


Oleh: Setiadi R. Saleh, Sos.,       
                                            

Di suatu siang, di Kota Medan. Matahari menyengat. Sekejap saya membuka ponsel dan mengunjungi sebuah portal online untuk mengetahui suhu di kota Medan yang saat itu melonjak ke angka 39⁰ Celcius. Panas menembus relung tulang, terik menggigit pori-pori. Kening mengerut, mata pedih, dan dahaga pelan-pelan mulai mengerkah batang tenggorokan. Angin bertiup lambat. Pohon tiada, teduh binasa, dan debu terhempas mengayun sayup, kendaraan-kendaraan melaju gegas, sepasang turis maju-mundur hendak menyeberang jalan. Dan tidak terasa kaos yang saya kenakan kuyup oleh keringat. Rasanya jika tidak tau malu dan tidak ada iman, mau saja saya membuka baju.
Hari itu, tidak ada niat untuk mengunjungi Kesawan. Hanya kebetulan pas lewat di sekisar Jalan Kesawan. Seperti yang sudah banyak ditulis oleh jurnalis, warga kota, turis, dan siapa pun yang pernah melintas. Kesawan adalah kawasan yang menghadirkan nelangsa sejarah, terutama bangunan-bangunan tua. Pesona gedung-gedung kuno tersebut membangkitkan lagi gairah untuk belajar sejarah. Ada satu gedung yang siang itu menarik perhatian saya yakni, gedung BKS PPS. Letaknya di jantung kota tepatnya di Jalan Palang Merah, Kesawan.
BKS-PPS adalah akronim dari Badan Kerja-sama Perusahaan Perkebunan Sumatera [Sumatra Planters Association], dulunya disebut AVROS [Algemeene Vereeniging van Rubberplanters ter Oostkust van Sumatera] yang dibangun tahun 1918 oleh GH Mulder. Bangunan ini lima lantai dengan ornamen balkon dan tipe langit-langit yang melengkung, jendela kaca besar, dan tangga yang terbuat dari kayu, tertulis di kubahnya 1918. Sayang, hari itu saya ada keperluan rapat penting keluarga dan tidak bisa masuk untuk minta izin melihat-lihat ke dalam. 

Sepintas, menurut saya yang awam tentang arsitek gedung tua. Saya kira, G.H. Mulder terpengaruh dan terilhami aliran Rasionalisme abad XX. Hal ini tampak dari konstruksi sederhana dan tampilan art-deco. Bisa dilihat juga dari kubah dengan balkon dan atap menyerupai kubah yang berfungsi melindungi sinar matahari dan menjaga sirkulasi udara agar ruangan tetap terasa dingin-sejuk, dan adem.

Lantaran ingin tahu apa itu gedung AVROS. Melalui ponsel pintar, saya langsung buka google.com, saya tidak ingat lagi situs yang kunjungi apa, yang saya baca secara cepat dan singkat: Sampai pertengahan tahun 1930-an. Gedung AVROS dipakai untuk membayar upah imigran dan buruh kontrak perkebunan karet dan tembakau. AVROS sendiri bukan tunggal milik perusahaan Belanda melainkan terdiri dari Amerika, Inggris, Jerman, Belgia, dan Perancis. Di dalam gedung AVROS ini juga, dulunya terdapat perusahaan JIB [Java Immigranten Bureau], ADEK [Algemeen Delisch Emigratie Kantoor], dan VEDA [Vrije Emigratie Van DPV en AVROS].

Siang semakin panas...
Dan kali ini teriknya terasa tajam...
Bibir pucat kering, lapar mulai bekerja, dan amarah mulai rawan...

Dan saya masih tertegun mengagumi keindahan gedung AVROS. Sebotol air mineral yang baru saya beli di pedangang asongan langsung tumpas, larut dan mengalir ke mulut.
Ponsel berdering. Anggota keluarga menanyakan, kenapa saya lama sekali belum hadir. Saya jawab,  “saya masih di seputar Kesawan liat gedung.” Dengan polosnya, saudara saya menjawab, “siang-siang, panas, ngapain kau di Kesawan, liat gedung pula, cari apa kau. Mana ada cewek siang-siang.” Aku terkekeh, terbahak saja mendengarnya. 

Di hati kecil saya terucap, terima kasih Tuhan. Setelah 17 tahun di Bandung [1994-2011]  akhirnya saya bisa rehat dan kembali pulang ke kota Medan. Kota yang penuh percik permenungan sejarah tempo dulu dan kekuatan budaya modern yang plural.[]




Komentar

Pram.G,ST.SH. mengatakan…
hasiljepretannya mana??? laen kali mampir ya...

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Tauhid Benteng Iman terj. kitab Al-Husunu Al-Hamidiyah Sayid Husain Afandi

Ilmu Tauhid (Benteng Iman) (terjemah dari kitab Al-Husunu Al-Hamidiyah karya Sayid Husain Afandi) Penterjemah: H. M. Fadlil Sa'id An-Nadwi Penerbit: Al-Hidayah, Surabaya Tebal: xii + 193 hal. Harga: Rp. 20.000,- Buku yang ada di hadapan pemirsa ini adalah terjemahan dari kitab Al-Husunu Al-Hamidiyah atau Husnul hamidiyah yang membahas tentang ilmu tauhid. buku ini sangat penting untuk dipelajari secara mendalam oleh segenap santri dan kaum muslimin. Sebab, memahami kitab seperti ini merupakan tanda muslim yang sejati, karena dia mengerti hakekat dirinya dan mengenal Tuhan yang menciptakannya, sehingga dia dapat menghambakan diri kepada Allah secara hak, tanpa ada keraguan sedikitpun. Kitab ini tidak seperti kitab-kitab tauhid lainnya. Sebab, kitab ini dalam segala tatarannya selalu disertai bukti atau dalil rasional dan jarang sekali, bahkan tidak ada dalil-dalil naqlinya. Karena itu jika pembaca ingin mengetahui dalil naqli setiap pembahasan dalam kitab ini, maka dapa...

135 Shalawat Nabi

Buku ini berisi 135 shalawat kepada Nabi saw. berikut kaifiat, keutamaan, dan khasiatnya. Di dalamnya, tertuang berbagai bentuk ungkapan para ulama pecinta Allah dan Rasul-Nya yang sarat dengan pengalaman jiwa, sanjungan, dan pujian atas kemuliaan dan ketinggian Nabi saw. Tentu saja, buku ini sangat penting untuk dibaca dan dijadikan sebagai pegangan agar zikir kepada Allah dan kecintaan kepada Rasulullah saw. bisa menjadi sumber inspirasi bagi kaum Muslim dalam meneladani akhlak dan perilaku Nabi saw. dalam kehidupan mereka. ISBN 978-979-1096-49-2, 13 x 19.5 cm, 292 hlm. Harga buku Rp. 47.000

Edutivity: 100 Hal Paling Bikin Penasaran

Sinopsis 100 Hal Paling Bikin Penasaran (7-12 Tahun) * Kenapa ikan tidak berbulu? * Apakah kentut bisa menyebabkan ledakan? * Apakah besi cair bisa menempel di magnet? * Kalau petir menyambar danau apakah ikan-ikan di dalamnya bisa mati? * Apakah pelangi bisa muncul di malam hari? * Bisakah kita memandikan lalat? Harga buku Rp. 74.000,-