Langsung ke konten utama

Merancang Masa Depan Si Buah Hati

Sungguh malang anak-anak yang oleh orang-tua dijadikan ajang kompetesi. Kompetesi tidak buruk, tapi kalau sudah mengarah mempersaingkan anak-anak dengan anak-anak yang lain. Ini perlu kita renungkan kembali. Mungkin, sebagian orangtua dulunya kurang berhasil, jadi ketika mendapati anak-anak telah tumbuh begitu ‘manis’, keyakinan untuk berkompetisi timbul. Mulai dari kompetesi bayi tersenyum, tertawa, bicara, berjalan, mewarnai dan lain sebagainya. Ada perlunya kita simak kata Penelope Leach  berikut ini:

"Perkembangan anak merupakan sebuah proses, bukan perlombaan. Kita bersikap seolah-olah anak yang bisa berjalan paling awal akan berjalan paling cepat, seolah-olah kata-kata pertama yang dia ucapkan merupakan pertanda bagi kalimat-kalimat bermakna yang akan diucapkannya nanti, dan seakan-akan prospek anak-anak sebagai seseorang yang cerdas, mandiri dan bersosialisasi bisa ditingkatkan dengan memacu mereka agar cepat melewati tahap tidak tahu apa-apa, bergantung, atau tak terkontrol yang pantas menurut usia mereka. Itu tidak benar dan banyak bukti untuk menunjukkannya."

Setiap anak dan orangtua adalah unik. Masing-masing memiliki prinsip. Apa yang cocok untuk sebuah keluarga, belum tentu konsepnya cocok untuk keluarga yang lain. Semoga kehadiran buku ini menciptakan khazanah bagi orang-tua agar dapat merancang masa depan si buah hati dengan sebaik-baiknya rancangan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tauhid dan Sains Prof Osman Bakar

Dr Osman Bakar, ilmuwan Muslim Malaysia , melalui karyanya Tauhid dan Sains ingin menggambarkan relasi sains dan agama dengan mempromosikan relasi sains dan tauhid yang kemudian mengabsahkan istilah sains Islam. Dia berfokus pada kajian Islam non-orientalis yang berperspektif fundamentalis. Penemuan paling penting tentang sains Islam sebagaimana diuraikan dalam karya Profesor Hussein Nasr , menjadi rujukan utama. Melalui karya Nasr, Osman Bakar menyimpulkan, tidak ada satu metode pun dalam sains yang mengesampingkan metode lain. Terbukti, deretan ilmuwan profesional Barat sekelas R Oppenheimer, E Schrodinger, dan Fritjof Capra berpaling pada doktrin Timur dengan harapan menemukan solusi masalah di ujung perbatasan fisika modern (hal 85-86). Meskipun demikian, tidak berarti perbedaan fundamental antara konsepsi Islam dan konsepsi modern tentang metodologi sains lenyap. Ini terutama disebabkan metode ilmiah dalam sains modern (Barat) memiliki perbedaan epistemologi mendasar dari metode

FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang ISBN

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang ISBN Apa itu ISBN? Apa tujuan ISBN? Apa format ISBN? Apakah ISBN memiliki arti tertanam dalam angka? Mengapa beberapa akhir ISBN dalam sebuah "X"? Siapa yang dapat menetapkan ISBN ke penerbit? Siapa yang berhak untuk ISBN? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan ISBN? Berapa biaya untuk mendapatkan ISBN? Apa yang saya lakukan ketika saya menerima ISBN dan di mana itu dicetak? Bagaimana & dimana saya mendaftar ISBN saya? Dapat penerbit memiliki kedua ISBN ISSN &? Bagaimana saya dapat menemukan ISBN ditugaskan? Bagaimana ISBN digunakan dalam Kode Bar & bagaimana cara mendapatkannya? Bagaimana cara memilih jumlah yang benar ISBN? Apa format baru ISBN-13? Apakah ISBN-13 memiliki makna tertanam dalam angka? Apa itu ISBN? Nomor Buku Standar Internasional (ISBN) adalah nomor 10-digit yang unik mengidentifikasi buku-buku dan diterbitkan seperti produk internasional. Apa tujuan ISBN? Tujuan dari ISBN adalah untuk memban

Percik Renungan Kutipan Buku

"Anak-anak adalah Jembatan Menuju Surga." — Merancang Masa Depan Si Buah Hati. "Ketakutan terkadang tidak nyata. Terima rasa takutmu dan tariklah nafas yang dalam kemudian lepaskan. " — Menerjang Rasa Takut . "Islam itu indah, Islam itu mudah." — 30 Menit Mengenal Islam . "Untuk mendapatkan kepercayaan, kita harus memberi kepercayaan." — The Swordless Samurai "Adalah kenyataan sejarah bahwa Nabi Adam a.s., tergelincir dalam perbuatan dosa. Karenanya, jika manusia tergelincir dalam dosa seperti bapaknya, maka itu merupakan "kebiasaan yang diwarisi sejak dulu." Namun, bila sang bapak menambal setelah memecahkan, membangun setelah menghancurkan, bertobat setelah berbuat dosa, hendaklah hal itu juga dijadikan teladan, sehingga peniruan dilakukan dalam kedua sisinya: positif dan negatif. " — Menebus Dosa, Imam Al-Ghazali "Mintalah fatwa kepada hatimu sendiri." — Kutipan dari buku , Quantum Qalbu I