Perpustakaan Umum Kota Medan yang kini sedang “berganti rupa” dan rencananya akan bertingkat 3, dilengkapi tambahan koleksi buku dan fasilitas multimedia. Semunya itu kita harapkan dapat menambah kapasitas intelektual masyarakat Kota Medan dan Sumatera Utara, bukan hanya bagi kaum terpelajar dan masyarakat umum. Tetapi juga bagi anak-anak sebagai cikal-bakal penerus bangsa.
Jepang abad ke-16 merupakan zaman pembantaian dan kegelapan. Zaman dimana satu-satunya hukum yang ada adalah hukum pedang. Dalam tatanan masyarakat hierarkis yang kaku dan melarang keras penyatuan kelas sosial, Hideyoshi lahir sebagai seorang anak petani miskin. Hideyoshi yang hanya setinggi 150 senti dan berbobot lima puluh kilogram serta tidak memiliki kemampuan bela diri, tampaknya mustahil untuk menjadi seorang samurai. Tetapi dialah yang menjadi pemenang tunggal dari perang berkepanjangan dan berhasil menyatukan negeri yang sudah tercabik-cabik selama lebih dari 100 tahun. Dialah Sang Samurai Tanpa Pedang. Ditulis dengan gaya bertutur dari sudut pandang pihak pertama, seolah-olah buku ini merupakan memoar Hideyoshi, sehingga kita akan terbawa ke dunia di mana Toyotomi Hideyoshi hidup. Aku tinggal di Jepang selama lebih dari satu dekade, dan di sana The Swordless Samurai adalah bacaan berharga bagi siapa saja — Ken Belson, New York Times rincian: 280 halaman, Harga buku Rp....
Komentar