Langsung ke konten utama

fiqih tasawuf

Inilah sebuah karya yang komprehensif tentang fiqih, etika, dan tasawuf dalam Islam. Sesuai dengan judul aslinya at-Ghunyah ("Kekayaan"), buku ini kaya dengan pesan-pesan religius Syaikh 'Abdul Qadir al-Jailani. Memang tak ada buku yang cukup kaya untuk menggambarkan kekayaan pengetahuan Allah. Namun, buku ini bisa dijadikan acuan utama bagi mereka yang ingin mempelajari Islam secara komprehensif. Buku ini diawali dengan prosesi keislaman, yakni beberapa hal yang dilakukan ketika seseorang hendak masuk Islam. Dalam bagian berikutnya, Syaikh 'Abdul Qadir memaparkan aspek akidah, berbagai konsep keimanan yang harus diyakini dan diketahui oleh setiap Mukmin. Berturut-turut kemudian Syaikh memaparkan aspek ibadah, muamalah, dan doa-doa. Setiap aspek dalam Islam harus senantiasa disertai dengan etika baik dalam hubungan vertikal maupun horisontal.

terbitan Pustaka Hidayah 2001, hardcover 15.5 c 23.5 cm 313 hlm.
Harga buku Rp. 59.000

Komentar

Unknown mengatakan…
saya mau beli buku ini
Unknown mengatakan…
saya mau beli buku ini

Postingan populer dari blog ini

Mengupas Wahdatul Wujud Syaikh Abdus Shamad Al-Palimban

Subjudul : Kajian kritis terhadap naskah Zâd al-Muttaqin fi Tauhid Rabb al-‘Alamin Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita, Rasulullah saw., keluarga dan para sahabatnya. Zâd al-Muttaqîn fi Tauhîd Rabb al-`Âlamîn adalah salah satu karya terpenting Syaikh Abdus Shamad al-Palimbani. Dikatakan demikian,karena dari segi kandungannya, karya yang masih berbentuk naskah manuskrip ini, merupakan satu-satunya karya al-Palimbani yang secara utuh memaparkan ajarannya tentang Wihdat al-Wujûd, sehingga kehadiran karya ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif dan menyeluruh tentang kerangka besar pemikiran sufistik al-Palimbani, terutama jika dikaitkan dengan pemikirannya dalam karya-karya sebelum dan sesudahnya. Sayangnya, karya ini belum dikenal, bahkan belum diketahui keberadaannya secara luas oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena memang naskah ini tidak tercantum dalam katalog-katalog naskah A

Doa-doa Para Nabi dan Auliya

Buku berjudul Abwâb al-Faraj ini merupakan buah karya al-‘Allâmah al-‘Ârif billâh Doktor as-Sayyid Muhammad bin ‘ Alwî al-Mâlikî al-Hasanî , salah satu cabang dari pohon besar kenabian dan mata rantai para ulama yang mengamalkan ilmunya. Beliau saya anggap sebagai bagian dari mereka yang mumpuni dalam ilmu dan konsisten mengamalkan ajaran serta ujaran yang mereka kemukakan. Beliau adalah salah seorang dâ‘i yang mukhlis dan senantiasa menyerukan serta membela kebenaran. Allah Ta‘âlâ telah menganugerahinya bakat-bakat besar serta keistimewaan-keistimewaan yang tinggi yang berasal dari karunia-Nya yang mahaagung. Beliau termasuk di antara sejumlah orang yang Allah beri kebijaksanaan dan cara menyelesaikan perselisihan. Beliau dikaruniai berbagai inspirasi yang 12 Doa-doa Para Nabi & Auliya’ benar dan karamah yang cemerlang, dikaruniai pemahaman dalam agama dengan pemahaman yang betul dan tercerahkan. Beliau adalah orang yang konsisten berpegang pada ajaran-ajaran Islam dalam setiap ke

Tauhid dan Sains Prof Osman Bakar

Dr Osman Bakar, ilmuwan Muslim Malaysia , melalui karyanya Tauhid dan Sains ingin menggambarkan relasi sains dan agama dengan mempromosikan relasi sains dan tauhid yang kemudian mengabsahkan istilah sains Islam. Dia berfokus pada kajian Islam non-orientalis yang berperspektif fundamentalis. Penemuan paling penting tentang sains Islam sebagaimana diuraikan dalam karya Profesor Hussein Nasr , menjadi rujukan utama. Melalui karya Nasr, Osman Bakar menyimpulkan, tidak ada satu metode pun dalam sains yang mengesampingkan metode lain. Terbukti, deretan ilmuwan profesional Barat sekelas R Oppenheimer, E Schrodinger, dan Fritjof Capra berpaling pada doktrin Timur dengan harapan menemukan solusi masalah di ujung perbatasan fisika modern (hal 85-86). Meskipun demikian, tidak berarti perbedaan fundamental antara konsepsi Islam dan konsepsi modern tentang metodologi sains lenyap. Ini terutama disebabkan metode ilmiah dalam sains modern (Barat) memiliki perbedaan epistemologi mendasar dari metode