Langsung ke konten utama

Membedah Intisari Ahlissunnah Wal Jamaah

Oleh : KH. M. Danial Royyan

Penerbit Menara Kudus Jogjakarta


Harga buku: Rp. 25.000,-


Buku ini membahas intisari Ahlisunnah Wal Jama’ah. Sebab, sebagaimana kita ketahui bahwa banyak permasalahan yang sering menjadi bahan perdebatan di kalangan umat tentang Ahlissunnah Wal Jamaah, baik yang disebabkan karena ketidaktahuannya atau efek dari perang pemikiran yang banyak terjadi pada akhir-akhir ini. Perlu juga kita sadari bahwa pada lapisan tertentu, umat mempunyai banyak kelemahan terutama tentang hal-hal yang sebenarnya prinsip, namun karena mereka tidak mengetahui secara pasti tentang hal itu, mereka menjadi bingung atau bahkan sebagian dari mereka ada ikut-ikutan prinsip "kelompok lain".

Salah satu permasalahan yang dibahas dalam buku ini adalah, siapa sebenarnya yang tergolong sebagai Ahlissunnah Wal Jamaah. Dengan berbekal rujukan yang sangat memadai, penulis menguraikan panjang lebar permasalahan ini. Apakah NU tergolong Ahlissunnah Wal Jamaah? Atau malah organisasi lain tergolong Ahlissunnah Wal Jamaah? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat menjawabnya sendiri dengan berbagai ulasan dan argumen yang sangat ilmiah dalam buku ini. Penulis menyajikan dengan ulasan yang sangat gamlang dengan bahasa yang mudah tapi sangat kental nilai ilmiahnya.

Penulis juga membahas isu-isu krusial pada akhir-akhir ini yang banyak mendiskreditkan umat Islam (Ahlissunnah Wal Jamaah). Seperti: Islam Teroris, Islam Radikal, Islam Liberal, bahkan juga membahas tentang Islam Klenik yang sering juga muncul di lingkungan masyarakat tertentu. Ketika membahas permasalahan-permasalahan ini, penulis layaknya sebagai seorang pengamat yang sangat ulung. Penulis menguraikan dengan bukti-bukti konkret yang disertai dengan pembanding literatur secara ilmiah, sehingga uraiannya menjadi sangat mantap.

Pada bab-bab akhir buku ini, penulis membahas tentang beberapa permasalahan khilafiyah yang sering muncul dan menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Sebagaimana karakter penulisan sebelumnya, penulis menguraikan secara panjang lebar dan ilmiah sehingga mudah dimengerti oieh setiap orang yang membacanya, Insya Allah.

Buku ini sangat layak jika menjadi bekal dan pedoman bagi setiap muslim yang mengaku dirinya sebagai Ahlissunnah Wal Jamaah yang Insya Allah akan menjadi umat yang selamat, apa pun organisasinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Tauhid Benteng Iman terj. kitab Al-Husunu Al-Hamidiyah Sayid Husain Afandi

Ilmu Tauhid (Benteng Iman) (terjemah dari kitab Al-Husunu Al-Hamidiyah karya Sayid Husain Afandi) Penterjemah: H. M. Fadlil Sa'id An-Nadwi Penerbit: Al-Hidayah, Surabaya Tebal: xii + 193 hal. Harga: Rp. 20.000,- Buku yang ada di hadapan pemirsa ini adalah terjemahan dari kitab Al-Husunu Al-Hamidiyah atau Husnul hamidiyah yang membahas tentang ilmu tauhid. buku ini sangat penting untuk dipelajari secara mendalam oleh segenap santri dan kaum muslimin. Sebab, memahami kitab seperti ini merupakan tanda muslim yang sejati, karena dia mengerti hakekat dirinya dan mengenal Tuhan yang menciptakannya, sehingga dia dapat menghambakan diri kepada Allah secara hak, tanpa ada keraguan sedikitpun. Kitab ini tidak seperti kitab-kitab tauhid lainnya. Sebab, kitab ini dalam segala tatarannya selalu disertai bukti atau dalil rasional dan jarang sekali, bahkan tidak ada dalil-dalil naqlinya. Karena itu jika pembaca ingin mengetahui dalil naqli setiap pembahasan dalam kitab ini, maka dapa

Abi Maulana Syarifuddin-Melepas Belitan Wahabi

Tauhid dan Sains Prof Osman Bakar

Dr Osman Bakar, ilmuwan Muslim Malaysia , melalui karyanya Tauhid dan Sains ingin menggambarkan relasi sains dan agama dengan mempromosikan relasi sains dan tauhid yang kemudian mengabsahkan istilah sains Islam. Dia berfokus pada kajian Islam non-orientalis yang berperspektif fundamentalis. Penemuan paling penting tentang sains Islam sebagaimana diuraikan dalam karya Profesor Hussein Nasr , menjadi rujukan utama. Melalui karya Nasr, Osman Bakar menyimpulkan, tidak ada satu metode pun dalam sains yang mengesampingkan metode lain. Terbukti, deretan ilmuwan profesional Barat sekelas R Oppenheimer, E Schrodinger, dan Fritjof Capra berpaling pada doktrin Timur dengan harapan menemukan solusi masalah di ujung perbatasan fisika modern (hal 85-86). Meskipun demikian, tidak berarti perbedaan fundamental antara konsepsi Islam dan konsepsi modern tentang metodologi sains lenyap. Ini terutama disebabkan metode ilmiah dalam sains modern (Barat) memiliki perbedaan epistemologi mendasar dari metode