Langsung ke konten utama

Orang Miskin Terbagi 3 Golongan






Orang-orang miskin terbagi atas tiga golongan. Pertama, orang-orang miskin yang tidak pernah meminta-minta dan apabila diberikan sesuatu mereka menolaknya. Orang-orang ini adalah para spritualis.Seandainya orang-orang seperti ini meminta kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan segala permintaan mereka.

Golongan kedua, orang-orang miskin yang tidak pernah meminta-minta, tetapi apabila kepada mereka diberikan sesuatu, mereka masih mau menerimanya. Mereka itu berada di tengah-tengah. Mereka adalah manusia-manusia yang teguh di dalam kepasrahan kepada Allah dan mereka inilah yang akan dijamu Allah di dalam surga.
Golongan ketiga, orang-orang miskin yang duduk dengan sabar menantikan pemberian orang sesuai dengan kesanggupan, tetapi mereka menolak godaan-godaan hawa nafsu.

Di antara itu ada pula orang beriman yang fakir dan orang fakir yang tidak beriman. Orang fakir yang beriman tidak pernah bersusah hati terhadap rezeki dan pemberian Allah SWT. Ke manapun ia pergi, selalu dinantikan kedatangannya. Orang fakir yang beriman, wajahnya saja sudah meneduhkan dan ia senantiasa membagi ilmu dan memperbanyak amal kebajikan. Ia laiknya manusia pada umumnya, bekerja, berkarya dengan tenaga dan pikiran.
Sedangkan orang fakir yang tidak beriman, terus saja mengeluh kepada Tuhan bahwa ia miskin lagi fakir. Lihatlah sekelilingmu, mengapa engkau saja yang merasa benar-benar papa. Ingat saudaraku, Allah tidak kejam, Allah ingin kita maju, berusaha terus, jangan mau jadi korban dari keadaan. Jika engkau hari ini berhutang, azzamkan (niat kuat tekad bulat), utang akan terbayar lunas. Jika hari ini engkau tergolong susah, tetapi merasa memiliki kepintaran dan masih belum berhasil. Air saja perlu dicari, minyak bumi saja perlu digali. Hidup akan menemukan jalannya sendiri-sendiri, engkau tidak sendiri. Apa pun yang engkau yakini pasti terjadi. Sebab, engkau istimewa bukan dari golongan si miskin yang papa, hina-dina lagi teraniaya.[]

Sumber: http://seruansanubari.blogspot.com/2013/08/orang-miskin-terbagi-3-golongan.html 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Toko Buku Gunung Agung

TOKO GUNUNG AGUNG   Toko : Atrium Plaza    Alamat : Jl. Senen Raya No.135 Jakarta Pusat Kota : Jakarta Telp : (021) 386 2911 Fax : (021) 386 7831 http://www.tokogunungagung.co.id/index.php?go=show_location&id=6   Toko : Bandung Indah Plaza    Alamat : Jl.Merdeka No.56 Kota : Bandung Telp : (022) 424 1217, 424 0710 Ext. 248 Fax : (022) 421 4378 http://www.tokogunungagung.co.id/index.php?go=show_location&id=6   Toko : Blok M Plaza     Alamat : Jl.Bulungan Jakarta Selatan Kota : Jakarta Telp : (021) 720 9345 Fax : (021) 720 9344 http://www.tokogunungagung.co.id/index.php?go=show_location&id=6   Toko : Borobudur Plaza    Alamat : Jl.H.Juanda No.216 Bekasi Barat Kota : Bekasi Telp : (021) 881 2530 Fax : (021) 880 8346 http://www.tokogunungagung.co.id/index.php?go=show_location&id...

PENJUAL BUKU.

PENJUAL BUKU. Relokasi yang direncanakan oleh Pemerintah Kota tampaknya belum menunjukkan progresivitas yang berarti. Penjual buku di Lapangan Merdeka Medan, Jumat, (22/3/2013) masih tetap berjualan. Lapangan Merdeka tempat ideal bagi penjual, pembeli, dan pembaca buku. Tempatnya teduh, sejuk dan rimbun. Berbeda dari tempat yang baru bagi pedagang buku berhadapan langsung dengan jalan raya, tidak nyaman.    

Tauhid dan Sains Prof Osman Bakar

Dr Osman Bakar, ilmuwan Muslim Malaysia , melalui karyanya Tauhid dan Sains ingin menggambarkan relasi sains dan agama dengan mempromosikan relasi sains dan tauhid yang kemudian mengabsahkan istilah sains Islam. Dia berfokus pada kajian Islam non-orientalis yang berperspektif fundamentalis. Penemuan paling penting tentang sains Islam sebagaimana diuraikan dalam karya Profesor Hussein Nasr , menjadi rujukan utama. Melalui karya Nasr, Osman Bakar menyimpulkan, tidak ada satu metode pun dalam sains yang mengesampingkan metode lain. Terbukti, deretan ilmuwan profesional Barat sekelas R Oppenheimer, E Schrodinger, dan Fritjof Capra berpaling pada doktrin Timur dengan harapan menemukan solusi masalah di ujung perbatasan fisika modern (hal 85-86). Meskipun demikian, tidak berarti perbedaan fundamental antara konsepsi Islam dan konsepsi modern tentang metodologi sains lenyap. Ini terutama disebabkan metode ilmiah dalam sains modern (Barat) memiliki perbedaan epistemologi mendasar dari metode ...