Hampir tiap etnis atau bangsa memiliki tokoh-tokoh lucu, humoris, Bahkan konyol dan sinting dengan perkataan dan perilakunya kadang-kadang menggelikan atau menjengkelkan dan tidak masuk akal serta diluar kewaiaran. Namun jika direnungkan, dibalik ketidaknormalan-nya terkandung butir-butir hikmah. Di Tatar Sunda misalnya, ada tokoh Si Kabayan. Di Jawa Tengah ada Man Doblang. Di Bali terkenal nama Pan Balang Imak. Di Sumatera, Lebai Malang. Di Jerman ada Baron von Munchausen. Semuanya berwatak sama : lugu tapi bijak. Di antara nama-nama itu, Nasruddin Hoja tampaknya yang paling menjulang. Mungkin karena sering dikisahkan berulang-ulang dalam berbagai versi dan bahasa. Serta mendapat dukungan yang paling tepat seiring dengan penyebaran kekuasaan Islam keseantero permukaan bumi. Juga dijadikan media pendidikan oleh kelompok-kelompok sufi yang juga memiliki wilayah pengaruh cukup luas. Keuniversalan kisah Nasruddin Hoja membuat Unesco menetapkan tahun 1996 sebagai "Tahun Nasruddin Hoja...